Air disana,
air disini dan air dimana-mana. Takutkah aku terhadapnya ? Aku pikir
iya. Berfikir tanpanya kamu tidak akan hidup, air menentukan kamu
bisa hidup atau tidak. Tanpa nya jangan berharap kamu ingin hidup
selamanya.
Rumah,
anggaplah gelas itu adalah rumah dan air sebagai pelengkap suasana.
apalah yang di kehendaki seorang bocah yang jauh merantau di kota
orang? Mencari saudara? Mencari rezeki ? Demi siapa ? Ku kira untuk
dirinya sendiri. Untuk hidup dalam resah, susah dan juga rasa
bersalah karena telah jauh jauh dari orang tua. Rindu, apa itu rindu
? Merasakah kamu. Oh ibu aku mau engkau disini bersamaku entah itu
semenit ataupun selamanya. Engkau pengingat mu akan surga yang
tersembunyi di telapak kamimu. Surga yang tidak akan pernah aku
temukan di kaki orang lain.
Mungkin untuk perantau rumah
kontrakan kecil kami anggap sebagai saung kecil tempat peneduh,
istana yang sesungguhnya adalah rumah di kampung halaman yang penuh
dengan keragaman dan keakraban tetangga.
Bubur ayam,
kopi susu, roti terkadang nasi goreng dicoba di masak untuk anaknya.
Apapun itu yang terpenting spesial untuk anaknya. Surga kecil terbuka
saat kamu bisa membuat ibumu tersenyum, pujilah, rayulah, bercandalah
karena ibu sangat ingin suasana seperti ibu, saling terbuka karena
orang tua selalu ingin anaknya baik-baik saja. Setua apapun kamu,
berapapaun umur kamu, kamu akan tetap menjadi anak kecilnya ibu mu,
di kasih bekal ke sekolah, di kasih bekal makanan, di doakan saat
kamu berangkat sekolah atau kerja.
Inget surgamu, karena anak
rantau ini ingin selalu beribadah setiap waktu. Saat ini doa dan
mengabari kondisi adalah hal kecil yang bisa dilakukan saat jauh.
Doaku semga ibu baik-baik aja disana. Bisa tersenyum dengan sedikit
rezeki yang bisa dihasilkan oleh anaknya. Terimakasih untuk doa yang
telah di panjatkan bu, karena tuhan lebih mendengarkan doamu. Terima
kasih terima kasih terima kasih, IBU.
0 comments:
Post a Comment
Kritik dan Saran langsung Di Comment